Tentang jiwa setelah kematian Martin Luther

Luther di sisi kiri, dengan Lazarus yang dibangkitkan oleh Yesus dari kematian; lukisan karya Lucas Cranach Tua, 1558.

Berbeda dengan pandangan-pandangan dari Jean Calvin[142] dan Philipp Melanchthon,[143] sepanjang hidupnya Luther menyatakan bahawa adalah bukan doktrin keliru untuk meyakini kalau jiwa seorang Kristen tertidur setelah terpisahkan dari tubuhnya dalam kematian badani.[144] Karenanya beliau membantah penafsiran-penafsiran sejumlah bagian Alkitab menurut tradisi, seperti penafsiran atas perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus.[145] Hal ini juga menyebabkan Luther menolak gagasan terkait siksaan-siksaan bagi jiwa orang percaya yang telah meninggal dunia: "Adalah cukup bagi kita untuk mengetahui bahawa jiwa tidak meninggalkan tubuhnya untuk diancam dengan siksaan dan hukuman neraka, namun memasuki suatu kamar tidur yang telah dipersiapkan agar mereka tidur dalam damai."[146] Beliau juga menolak keberadaan purgatorium, yang dalam pandangan Gereja Katolik perlu dialami jiwa-jiwa Kristen yang membutuhkan penderitaan penyilihan setelah kematian badani.[147] Luther menegaskan kesinambungan identitas personal seseorang di luar kematian badani. Dalam Pasal-Pasal Smalkald karyanya, beliau mendeskripsikan kalau orang-orang kudus yang telah meninggal dunia saat ini tinggal "dalam kuburan-kuburan mereka dan dalam surga."[148]

Seorang teolog Lutheran bernama Franz Pieper mengamati bahawa ajaran Luther tentang keadaan dari jiwa orang Kristen setelah kematian badani berbeda dengan teolog-teolog Lutheran setelahnya seperti Johann Gerhard.[149] Gotthold Ephraim Lessing (1755) sebelumnya telah sampai pada kesimpulan yang sama dalam analisisnya tentang ortodoksi Lutheran terkait isu ini.[150]

Tafsir Kitab Kejadian yang ditulis Luther berisi satu bagian yang menyimpulkan bahawa "jiwa tidak tertidur (anima non sic dormit), tetapi terjaga (sed vigilat) dan mengalami penglihatan-penglihatan".[151] Francis Blackburne pada tahun 1765 berpendapat bahawa John Jortin salah membaca ini dan bagian-bagian lain dari tulisan Luther,[152] sementara Gottfried Fritschel pada tahun 1867 menunjukkan bahawa bagian itu sebenarnya mengacu pada jiwa seseorang "dalam kehidupan ini" (homo enim in hac vita) yang lelah akibat kerja hariannya (defatigus diurno labore), yang pada malam hari memasuki kamar tidurnya (sub noctem intrat in cubiculum suum) dan terganggu oleh mimpi-mimpi dalam tidurnya.[153]

Terjemahan ke dalam bahasa Inggris oleh Henry Eyster Jacobs pada tahun 1898 berbunyi:

"Nevertheless, the sleep of this life and that of the future life differ; for in this life, man, fatigued by his daily labour, at nightfall goes to his couch, as in peace, to sleep there, and enjoys rest; nor does he know anything of evil, whether of fire or of murder."[154]

Rujukan

WikiPedia: Martin Luther http://christianity.about.com/od/lutherandenominat... http://www.artdaily.com/index.asp?int_new=26979&in... http://www.exclassics.com/foxe/foxe147.htm http://www.hymntime.com/tch/htm/f/l/u/flungtot.htm http://www.signaturetoursinternational.com/gp-3.ph... http://www.buergerstiftung-halle.de/bildung-im-vor... http://dispatch.opac.d-nb.de/DB=1.1/LNG=EN/CMD?ACT... http://www.luther.de/en/index.html http://digital.slub-dresden.de/id328043192 http://www.studia-instrumentorum.de/MUSEUM/zistern...